• [Terbaru] Menuju Titik Tertinggi Pulau Jawa (Part 1): Ide Gila Modal Nekat Klik Disini

Wednesday 11 April 2012

Wisata Spiritual, Wisata Liburan, Wisata Bahari, Wisata Belanja di Watampone


Ini sudah agak lama saya tidak nge-blogging lagi. Rutinitas kampus yang berlebih dan masalah pribadi yang tak kunjung ada jalan keluar, mungkin menjadi salah satu penyebabnya. Tapi yang jelasnya saya harus benar-benar move on dan berlalu dari situasi ini.

Hari minggu yang lalu, dari polewali saya menuju Kab. Bone yang saya sendiri tidak tahu berapa jarak antar keduanya, menempuh waktu kurang lebih 10 jam dan melewati beberapa kabupaten hingga akhirnya tiba di Kab. Bone. Tujuannya silaturahmmi, berlibur sekaligus mensiarahi makam ayah saya disana. Oiya, saya sebelumnya berada di Polewali untuk mengunjungi keluarga disana yang sedang berduka. Kakek saya jumat, 6 April yang lalu meninggal dunia. Sebagai seorang cucu yang baik, saya pastinya harus ada disana.

Berangkat dari polewali minggu pukul setengah sembilan pagi, saya melewati Kab Pinrang, Kota Pare-pare, Kab. Barru, Kab. Pangkep, Kab Maros dan Akhirnya tiba di Kota Watampone. Memasuki Bone saya melewati Kec. Bancee. Inilah salah satu tempat yang benar-benar bersejarah buat saya pribadi, disini dulunya saya sempat tinggal dan bersekolah disana.

Masuk di kelas 5 B SD 4 Tanetelangi dan harus menjadi murid baru disana, bukanlah hal yang mudah. Saya harus benar-benar berbaur dengan anak-anak disana yang notabene sangat berbeda, khususnya pada persoalan dialek ataupun bahasa. Saya sebelumnya bersekolah di SD 15 Pao-Pao, Sudiang. Salah satu sekolah pinggiran di Makassar yang sampai saat ini bisa dikatakan masih tertinggal.

Selama menjadi murid baru disana, saya harus benar-benar menyesuaikan pelajaran dengan pelajaran di sekolah sebelumnya, namun alhasil saya tidak berhasil dan harus menerima "status" Rangking 15 dari 17 siswa dikelas itu. Malu, mungkin kata yang benar-benar menggambarkan suasana hati saya waktu itu. 

Merasa saya tidak bisa berbaur dengan pelajaran bahkan dengan-dengan murid disana, saya yang baru berusia 10 tahun waktu itu memberanikan diri memohon kepada bapak untuk dipindahkan lagi, dan singkat cerita akhirnya saya pindah dan menyelesaikan sekolah dasar di Polewali yang tinggal setahun lagi itu. Saya benar-benar masih merindukan suasana kecil saya disana. Tempat yang banyak memberi kenangan bersama bapak, semasa hidupnya dulu.


Di Watampone
Saya benar-benar memaksimalkan perjalanan empat hari tiga malam saya di kabupaten itu. Di Watampone saya mengunjugi om saya disana, baru kali ini saya bisa memenuhi ajakan beliau tuk berkunjung ke watampone. Mungkin ini giliran saya kesana, sebelumnya beliaulah yang selalu mengunjungi saya di pondokan, entahlah mungkin kemanakannya yang tampan dan keren ini harus selalu diawasilah, jadinya beliau rajin datang berkunjung bila ada di Makassar.

"Ini giliran saya, sekalian silaturahmi dengan sepupu-sepupu disana sekaligus liburan juga", kata saya dalam hati.

Saya yang tiba di Watampone pukul 9 malam, hanya langsung ke kamar kemudian tidur. Perjalanan dari Mandar benar-benar membuat saya lelah dan saya perlu istirahat. 

Keesokan harinya, saya bangun pukul 4 pagi, melaksanakan kewajiban dan sebagainya. Saya kemudian mandi sekitar pukul 8 pagi. Hari ini saya akan mengunjungi Pelabuhan Bajoe dan Lapangan merdeka beserta taman bunganya, inilah beberapa tempat yang om rekomendasikan waktu itu tuk dikunjungi. Singkat cerita, saya berangkat menuju pelabuhan Bajoe yang jaraknya kira-kira 5 Km dari Perumnas Tibojong, tempat om saya tinggal.

Di Pelabuhan Bajoe
Sesampai di pintu gerbangnya, sayapun mengambil kamera dan mengabadikan tempat itu.

Gerbang Pelabuhan Bajoe
Merasa tidak puas hanya mengabadikannya dari luar, sayapun kemudian masuk dan mengambil beberapa gambar disana.

Gue dan Kapal
Wuih, banyak kapal disini
Pelabuhan Bajoe
Pohon
Laut
Dari pelabuhan bajoe, saya melanjutkan perjalanan menuju lapangan Merdeka watampone, mengunjungi taman bunga disana. Saya melalui SMP 3 watampone, hingga akhirnya tiba disana. Lapangan merdeka waktu itu akan ada konser Band Armada dimalam harinya. Orang-orang sibuk mempersiapkan segalaya disana. Saya juga  sempat mengabadikan suasana tempat itu dalam foto.

Di Lapangan Merdeka

Suasana sebelum Konser berlangsung
Orang-orang mempersiapkan segalanya disana

Tempat lampu sorotnya
Banyak baligho di sekitarnya
Selamat hari Jadi Bone yang Ke-682
Kemudian mengunjungi Taman Bunga yang juga berada di sekitar tempat itu.

Di Taman Bunga

Gue dan Patung
Patung Arung palakka
Terlalu asik berkelilimg, sayapun hampir lupa makan siang. Perut waktu itu benar-benar keroncongan, saya akhirnya mencari warung makan di sekitar tempat itu.

Ini Warung Makannya
Gue makan ini, bakso tenes
Harga persatuannya lumayan mahal, terhitung Rp 10.000/mangkuk. Tapi yang jelasnya saya harus akui, ketupatnya benar-benar enak cuy. Baksonya biasa saja, sama kayak yang lain. Dan saya mengakhiri perjalanan saya disana dan kembali ke rumah.

Pada malam harinya saya kembali mengunjugi lap. merdeka, menyaksikan konser armada disana. Lapangan ini benar-benar disesaki banyak orang, ya seperti konser-konser pada umumnya. Ada dua band tidak "jelas" yang mengawali konser atau pesta rakyat ini sebelum armada tampil. Namun ketika armada tampil semuanya terasa biasa saja. Tak ada yang spesial.

Pesta rakyat bersama Armada
Pesta rakyat waktu itu, di promotori oleh Calon Bupati dengan jargon ACC -nya. ACC (Amanah, cerdas, dan Cerampil). :D sayapun kemudian pulang namun sempat singgah sebentar, beli minuman di Toko Oriental.

Toko Oriental

Keesokan harinya
Saya yang agak terlambat bangun, kemudian bergegas mandi dan mengunjungi Tanjung Pallette, salah satu tempat wisata terkenal di Bone, tempatnya di Kel. Tanete riattang timur. Ada sekitar 15 Km jarak tempat itu dari pusat kota, dan itu benar-benar jauh.

Gue yang baru bangun
Namun dengan kesabaran akhirnya saya tiba disana,

Di Tanjung Pallette


@gerbang Pallette
Pallette
Pallette
Pallette
Pallette
Pallette
Tanjung Pallette
Pallete dari atas
Selamat Datang
Pallette
Ditempat inilah saya membuang semua masalah yang saat ini membelenggu, dan mencoba Move on. Karna merasa lelah akhirnya sayapun kembali pulang ke rumah.

Di Malam harinya
Malam harinya saya mengunjungi, pantai kering di pusat kota watampone. Suasananya terlihat seperti pedagang kaki lima yang biasanya berjualan di pantai, tapi sayangnya tidak ada air laut disini. Jadinya dinamakan pantai kering. Ada-ada saja ya,...

Di Pantai Kering
Pantai Kering
Saya Makan Bakso Urat disana
Sempat Foto-foto di tugu
Perjalanan saya di watampone berakhir disitu, keesokan harinyapun saya kembali menuju Makassar.

Adik sepupuku:


No comments:

Post a Comment

Orang baik meninggalkan pesan